Jumat, 07 September 2012

"The Power Of Glycolisis"




 
Hampir seluruh sel-sel jaringan tubuh perlu dan dapat menggunakan karbohidrat 
khususnya glukosa sebagai sumber energi untuk mempertahankan kelangsungan 
hidup. Kebutuhan tersebut pada beberapa jaringan, misalnya otak, sangat besar,  
sementara pada sel eritrosit kebutuhan ini bersifat hampir total. Glukosa di dalam darah 
yang di kenal dengan istilah KGD di pakai sebagai parameter bagi keberhasilan 
metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. 
Proses metabolisme karbohidrat yang dapat menghasilkan energi adalah proses 
Glikolisis. Pada proses ini glukosa akan dipecah menjadi Asam Piruvat ataupun Asam 
Laktat sehinnga menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP 
Selain itu beberapa proses metabolisme pada karbohidrat yang juga dapat bertujuan 
akhir untuk menghasilkan energy adalah proses Glikogenesis, Glikogenolisis dan 
Glukoneogenesis 
 
 
KATABOLISME KARBOHIDRAT DALAM SALURAN PENCERNAAN. 
 
Proses pemecahan karbohidrat untuk menghasilkan energi berlangsung di dalam 
sitoplasma sel-sel tubuh. Untuk dapat mencapai sel-sel tubuh, karbohidrat dari 
makanan harus terlebih dahulu mengalami proses pencernaan dan absorbs sehingga 
dapat ditransportasi ke dalam sel tubuh yang memerlukan. 

 
Karbohidrat dalam diet umumnya terdapat dalam bentuk zat pati, laktosa, 
sukrosa dan selulosa. Di rongga mulut, enzim ? amilase saliva bekerja pada zat pati 
secara acak menghasilkan maltosa, beberapa glukosa, unit-unit moekul pati yang kecil / 
dekstrin. Memasuki lambung, karena tingkat keasaman yang tinggi ( HCl) kerja ? 
amilase terhenti. Di usus halus, pH makanan menjadi alkali oleh sekresi dari saluran 
pankreasPencernaan dekstrin pati dilanjutkan oleh kerja enzim ? amilase pankreas 
yang sama dengan enzim dari saliva.  Bila kerja ? amilase menghidrolisis zat pati 
sempurna, lumen usus halus akan mengandung glukosa, maltosa, isomaltosa, serta 
laktosa dan sukrosa dari diet. Selulosa yang dimakan adalah polisakarida yang pada 
manusia tidak ada enzim yang menghidrolisisnya dengan demikian tidak dicerna. 
Selanjutnya disakarida tadi ( maltosa, isomaltosa, laktosa ) dihidrolisis pada brush 
border yang terdapat pada mukosa usus halusHidrolisis ini oleh kerja enzim 
disakaridase spesifik  menghasilkan monosakarida.Monosakarida yang dihasilkan 
(glukosa, fruktosa, galaktosa) bersama glukosa dari lumen akan masuk ke sistem portal 
lalu ditransport ke hepar. Di hepar senyawa-senyawa ini diinterkonversi menjadi 
glukosa. Glukosa ini diangkut oleh peredaran darah dan didistribusikan ke sel-sel 
jaringan tubuh yang memerlukan. Glukosa yang berada di darah lazim disebut sebagai 
kadar glukosa darah (KGD) 
 dipergunakan sebagai parameter keberhasilan metabolisme di dalam tubuh. 
 
 
GLIKOLISIS SEBAGAI JALUR PEMBENTUKAN ENERGI 
 
 
Glukosa dari hasil proses pencernaan dan absorbsi sepanjang saluran cerna dari 
sirkulasi darah akan masuk ke dalam sel dan dipecah di dalam sel untuk menghasilkan 
energi dalam proses glikolisis. Proses ini berlangsung di sitoplasma dari sel karena 
semu enzim-enzim lintasan ini ditemukan di sitoplasma. 
Pada proses glikolisis, glukosa akan mengalami oksidasi yang di couple dengan 
fosforilasi menjadi energi dalam bentuk ATP baik dalam lingkungan aerob maupun 
anaerob.Dalam keadaan aerob, glukosa dioksidasi menjadi piruvat di mana piruvat ini 
dapat berpindah dari sitoplasma ke mitokhondria dan disini dioksidasi menjadi Asetil Ko 
A yang kemudian dapat dioksidasi dan difosforilasi melalui siklus kreb yang 
berdampingan dengan rantai pernapasan. Dalam keadaan aerob ini, O2 
dipergunakan 
untuk mereoksidasi NADH yang terbentuk selama oksidasi Gliseraldehide 3 Fosfat 
Proses gikolisis dalam keadaan anaerob terjadi pada sel yang tidak mengandung 
mitokhondria misalnya sel eritrosit atau jaringan yang dalam keadaan anoksia. Asam 
laktat sebagai produk akhir dalam glikolisis anaerob ini. Penumpukan asam laktat pada 
sel otot dapat menyebabkan kekebasan otot.Asam laktat tersebut biasanya (walau 
lambat) dapat dikeluarkan dari sel, mengikuti peredaran darah membentuk glukosa 
melalui 
glukoneogenesis di hepar atau di ginjal 
 
 
JALUR GLIKOLISIS 

 
Glukosa memasuki lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa 6 fosfat 
(senyawa yang merupakan titik temu antar lintasan metabolik seperti glikolisis, 
glukoneogenesis, lintasan pentosa fosfat, glikogenesis dan glikogenesis). 
Pengambilan glukosa darah untuk fosforilasi ini untuk semua sel kecuali sel parenkim 
hati dan ? Langerhans Pankreas dikatalisis oleh enzim Heksokinase. Di sel sel 
parenkim hati dan ? Langerhans Pankreas ini fosforilasi glukosa dikatalisis oleh enzim 
Glukokinase yang aktifitasnya dalam hati dapat dipicu dan dipengaruhi oleh perubahan 
status gizi. Perbedaan antara kedua enxim tersebut adalah: 

1. HEKSOKINASE 
- Terdapat pada semua sel ekstrahepatik 
- Memiliki afinitas yang tinggi terhadap glukosa (Km rendah) 
- Berfungsi menjamin pasokan glukosa bagi jaringan dengan konsentrasi glukosa 
yang rendah (0,1 mmol/L=2mg%), melalui fosforilasi semua glukosa yang masuk 
ke dalam sel.
- Dihambat secara allosterik oleh produk reaksinya yaitu Glukosa 6 P 

2. GLUKOKINASE 
- Terdapat pada sel parenkim hati dan ? pankreas . 
- Bekerja optimal pada konsentrasi glukosa darah diatas 10 mmol /L  
- Berperan dalam pengaturan glukosa darah setelah makan  
- Memiliki Km yang tinggi terhadap glukosa. 
- Tidak dihambat oleh produk reaksinya. 
- Merupakan enzim yang spesifik untuk glukosa 
 
Langkah berikutnya pada glikolisis adalah isomerisasi glukosa 6 fosfat menjadi 
fruktosa 6 fosfat.Isomerisasi glukosa 6 fosfat menjadi fruktosa 6 fosfat adalah konversi 
aldosa menjadi ketosa. Reaksi ini dikatalisi enzim fosfoheksosa isomerase. Kemudian 
fruktosa 6 fosfat difosforilasi oleh ATP menjadi fruktosa 1,6  bisfosfat oleh enzim 
fosfofruktokinase, suatu enzim allosterik dikontrol oleh ATP dan beberapa metabolit 
lain. Fruktosa 1,6  bisfosfat selanjutnya di pecah oleh enzim aldolase menjadi 
gliseraldehid 3 fosfat dan dihidroksiaseton fosfat yang segera dapat dikonversi menjadi 
gliseraldehid 3 fosfat oleh enzim fosfotriosa isomerase. 
Kemudian gliseraldehid 3 fosfat dikonversi menjadi 1,3 bisfosfogliserat(1,3 BPG ) oleh 
enzim gliseraldehid 3 fosfat dehidrogenase yang tergantung NAD. 1,3 bisfosfogliserat 
akan dioksidasi oleh enzim fosfogliserat kinase menjadi senyawa 3 fosfogliserat  yang 
selanjutnya  dikonversi menjadi 2 fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase. Suatu 
enol dibentuk dari dehidrasi 2 fosfogliserat. Enzim enolase, yang dapat dihambat oleh 
fluorida, mengkatalisis pembentukan fosfoenolpiruvat yang akhirnya membentuk piruvat 
oleh kerja piruvat kinase. 
 
 
GLIKOLISIS DIATUR TIGA TAHAP REAKSI NONEIKUILIBRIUM 

Pada jalur glikolisis ada 3 buah enzim yang mengkatalisis reaksi non ekuilibrium 
yaitu reaksi yang pada keadaan fisioligis dianggap tidak reversibel yaitu : Heksokinase 
(Glukokinase), Fosfofruktokinase, dan Piruvat kinase. Reaksi-reaksi yang dikatalisis 
oleh enzim-enzim ini merupakan reaksi pada tempat-tempat utama pengaturann 
glikolisis. 
Fosfofruktokinase, pengontrol terpenting pada glikolisis, dihambat oleh kadar tinggi ATP 
dan sitrat dan diaktifkan oleh AMP dan fruktosa 2,6 bisfosfat.Heksokinase dihambat 
oleh glukosa 6 fosfat  yang berakumulasi bila fosfofruktokinase tidak aktif. Piruvat 
kinase secara allosterik dihambat oleh ATP dan alanin dan diaktifkan oleh fruktosa 1,6 
bisfosfat 
Dalam sel eritrosit, tahapan yang dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase dapat 
dipintas sehingga terjadi pembentukan senyawa 2,3- bisfosfogliserat. Enzim 
bisfosfogliserat mutase, mengkatalisis proses konversi 1,3- bisfosfogliserat menjadi 2,3- 
bisfosfogliserat. Senyawa 2,3- bisfosfogliserat kemudian dikonversi menjadi 3- 
fosfogliserat oleh kerja enzim 2,3- bisfosfogliseat fosfatase suatu aktivitas enzim yang 
juga diperlihatkan oleh kerja enzim fosfogliserat mutase. Tidak ada produksi ATP kalau 
glikolisis mengambil jalur ini. 2,3- bisfosfogliserat yang terdapat dengan konsentrasi 
yang tinggi dalam sel eritrosit akan membantu oksihemoglobin melepas oksigen. 
Mutiara Indah Sari : Glikolisis Sebagai Metabolisme Karbohidrat Untuk Menghasilkan Energi, 2007 
 
REDUKSI PIRUVAT MENJADI LAKTAT 
Dalam keadaan anaerob, piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi dikatalisis 
oleh enzim Laktat Dehidrogenase Piruvat + NADH + H + Laktat +  NAD+ 
Proses ini dapat dilihat pada otot rangka khususnya serabut putih, dimana kecepatan 
organ tersebut dalam melaksankan pekerjaannya tidak dibatasi oleh kapasitas 
oksigenasinya. Glikolisis di eritrosit walaupun dalam keadaan aerob selalu berakhiran 
dengan senyawa laktat karena sel-sel eritrosit tidak mengandung mitokhondria. 
Jaringan lain mencakup jaringan otak, traktus gastrointestinal, medula ginjal, retina dan 
kulit, memperoleh sebahagian besar energinya dari glikolisis dan menghasilkan laktat . 
 
OKSIDASI PIRUVAT MENJADI ASETIL Ko A 
Merupakan jalur  irreversibel dari glikolisis ke Siklus Asam Sitrat. Sebelum 
piruvat memasuki siklus asam sitrat , senyawa ini diangkut ke mitokhondria melalui 
pengangkut piruvat khusus yang membantu pelintasan membran internal 
mitokhondria.Di mitokhondria piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi Asetil 
Ko A. 
 
Reaksi ini dikatalisis beberapa enzim yang berbeda dan bekerja berurutan yaitu :  
- Piruvat Dekarboksilase 
- Dihidrolipoil Transasetilase 
- Dihidrolipoil Dehidrogenase 
Secara kolektif enzim tersebu diberi nama Kompleks Piruvat Dehidrogenase , yang 
tergantung pada kofaktor vitamin Thiamin Difosfat. Tiamin adalah anggota vitamin B 
kompleks yang penting. 
Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil KoA dan NADH. 
  
KARBOKSILASI PIRUVAT MENJADI OKSALOASETAT 
Dikatalisis oleh Piruvat Dekarboksilase. Reaksi tergantung pada biotin. Reaksi 
penting demi berlangsungnya terus Siklus Asam Sitrat dan tersedianya substrat untuk 
proses Glukoneogenesis. 
  
ENERGI YANG TERBENTUK PADA GLIKOLISIS 
 
Oksidasi glukosa dalam keadaan aerob dan anaerob akan menghasilkan 
sejumlah energi dalam bentuk ATP. Pada keadaan aerob sepanjang lintasan glikolisis  
akan terbentuk molekul ATP pertama melalui reaksi fosforilasi yang dikatalisi oleh 
enzim fosfogliserat kinase. Fosfogliserat kinase mengkatalisis transfer gugus fosfat dari 
asil fosfat 1,3 BPG ke ADP. Pembentukan ATP berikut melalui reaksi fosforilasi yang 
dikatalisis oleh enzim piruvat kinase. 
Mutiara Indah Sari : Glikolisis Sebagai Metabolisme Karbohidrat Untuk Menghasilkan Energi, 2007 
 
Ini merupakan contoh fosforilasi pada tingkat substrat. Dari fosforilasi tingkat substrat ini 
terbentuk masing?masing 2 molekul ATP. NAD yang merupakan aseptor elektron pada 
oksidasi gliseraldehid 3 fosfat harus dihasilkan kembali agar glikolisis dapat 
berlangsung terus  
NADH yang terbentuk sepanjang lintasan glikolisis akan mentransfer elektronnya 
ke rantai pernapasan, direoksidasi menghasilkan kembali NAD. Setiap 1 molekul NADH 
yang direoksidasi dalam rantai pernapasan akan menghasilkan 3 molekul ATP , 
sehingga untuk 2 molekul NADH yang direoksidasi akan menghasilkan 6 molekul ATP. 
Pada reaksi awal dari jalur glikolisis, 2 molekulATP telah terpakai sebagai donor 
fosfat untuk reaksi yang dikatalisis oleh enzim heksokinase/glukokinase suntuk 
menghasilkan senyawa glukosa 6 fosfat serta reaksi yang dikatalisis oleh enzim 
fosfofruktokinase untuk menghasilkan senyawa fruktosa 1,6 fosfat.Piruvat sebagai hasil 
oksidasi glukosa dalam keadaan aerob akan berpindah dari sitoplasma ke 
mitokhondria.Disini dioksidasi menjadi Asetil Ko A. Untuk 1 molekul piruvat yang 
dioksidasi menjadi asetil ko A akan menghasilkan 3 molekul ATP, jadi untuk 2 molekul 
piruvat yang dioksidasi akan menghasilkan 6 molekul ATP. 
Asetil ko A sendiri akan dioksidasi fosforilasi melalui Kreb Cycle yang berdampingan 
dengan rantai pernapasan  membentuk 12 ATP. 
Akhirnya dari uraian diatas untuk, glikolisis 1 molekul glukosa pada keadaan aerob 
maka akan dihasilkan 38 molekul ATP .
 
Dalam keadaan anaerob, oksidasi glukosa hanya menghasilkan 2 molekul ATP. 
Disini NADH yang terbentuk digunakan untuk mereduksi piruvat menjadi laktat oleh 
kerja enzim Laktat Dehidrogenase.Sebagai konsekuensi, untuk memperoleh energi 
Mutiara Indah Sari : Glikolisis Sebagai Metabolisme Karbohidrat Untuk Menghasilkan Energi, 2007 
 
dalam jumlah banyak, maka lebih banyak glukosa yang menjalani glikolisis pada 
keadaan anaerob daripada keadaan aerob 
   
SIKLUS ASAM SITRAT SEBAGAI SIKLUS AKHIR DALAM PROSES 
           PEMBENTUKAN ENERGI PADA GLIKOLISIS 
 
Ditemukan pertama kali oleh Hans Krebs dan Kurt Henseleit. Disebut juga Siklus 
Kreb, Trikarboxilic acid/TCA cycle. Berlangsung di matriks mitokhondria dari sel. Fungsi 
utama siklus ini adalah untuk oksidasi  asetil KoA menjadi CO2 dan H2O.
Senyawa 
asetil KoA  yang dihasilkan pada glikolisis aerob akan memasuki siklus ini untuk 
dioksidasi dan di fosforilasi berdampingan dengan rantai pernapa 
Reaksi yang terjadi pada hakekatnya merupakan reaksi kombinasi Asetil Ko A 
(C2) dengan Oksaloasetat Asam Dikarboksilat (C4) membentuk Sitrat (C6). 
Reaksi 
meliputi pelepasan 2 molekul CO2
 dan senyawa Oksaloasetat dibentuk kembali di 
samping molekul lain dapat keluar atau masuk pada siklus tersebut. Rangkaian reaksi 
membebaskan sejumlah eikuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron dari 
enzim dehidrogenase spesifik. Unsur eikuivalen pereduksi ini akan memasuki rantai 
pernapasan . Di sini sejumlah ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidasi. Proses 
bersifat aerobik karena memerlukan O2 
sebagai pengoksidasi akhir dari unsur 
eikuivalen pereduksi. 
Enzim-enzim untuk siklus ini terdapat dalam matriks mitokhondria, baik dalam 
bentuk bebas maupun terikat pada bagian internal membran mitokhondria . 

Ini memudahkan perpindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai 
pernapasan yang terdapat pada membran mitokhondria sebelah.
Enzim-enzimyang terlibat dalam siklus ini yaitu : 
- Sitrat sitase 
- Akonitase 
- Isositrat dehidrogenase 
- ? ketoglutarat dehidrogenase kompleks 
- Suksinat tiokinase 
- Suksinat dehidrogenase 
- Fumarase 
- Malat dehidrogenase 
Empat vitamin B kompleks yang larut air memeliki peranan untuk menjalani fungsi 
siklus asam sitrat.Ke empat vitamin yang berperan dalam siklus ini adalah : 
 1. Riboflavin dalam bentuk flavin adenin dinukleotida (FAD) 
 2. Niasin dalam bentuk nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) 
 3. Tiamin(B1) sebagai Tiamindifosfat 
 4. Asam Pantotenat sebagai bagian dari koenzim A. 
 
ATP YANG TERBENTUK PADA SIKLUS ASAM SITRAT 
 
Tiga  molekul NADH dan satu molekul FADH2
  dihasilkan untuk setiap molekul  
Asetil Ko A yang dikatabolisasi dalam satu putaran siklus asam sitrat. Molekul ini akan 
dipindahkan ke rantai pernapasan dalam membran internal mitokhondria.Unsur 
eikuivalen pereduksi  NADH direoksidasi menghasilkan 3 ikatan fosfat berenergi tinggi 
(ATP) melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalamproses fosforilasi oksidatif.FADH2 
menghasilkan 2 ikatan fosfat energi tinggi. 
Pada tingkat siklus itu sendiri , saat Suksinil Ko A di ubah menjadi Suksinat 
dihasilkan 1 ikatan fosfat energi tinggi. Jadi 12 molekul ATP akan dihasilkan untuk 
setiap 1 putaran siklus asam sitrat  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar